Fire Alarm (Bagian 4)
4. Flame Detector
Flame
Detector adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar ultraviolet
yang ditimbulkan oleh nyala api. Tetapi detector ini tidak bereaksi pada
lampu ruangan, infra merah atau sumber cahaya lain yang tidak ada
hubungannya dengan nyala api (flame).
Aplikasi yang disarankan:
-Rumah yang memiliki plafon tinggi: aula, gudang, galeri.
-Tempat yang mudah terbakar: gudang kimia, pompa bensin, pabrik, ruangan mesin, ruang panel listrik.
-Ruang komputer, lorong-lorong dan sebagainya.
Penempatan
detector harus bebas dari objek yang menghalangi, tidak dekat dengan
lampu mercury, lampu halogen dan lampu untuk sterilisasi. Juga hindari
tempat-tempat yang sering terjadi percikan api (spark), seperti di
bengkel-bengkel las atau bengkel kerja yang mengoperasikan gerinda.
Dalam percobaan singkat, detector ini menunjukkan performa yang sangat
bagus. Respon detector terbilang cepat saat korek api dinyalakan dalam
jarak 3 - 4m. Oleh sebab itu, pemasangan di pusat keramaian dan area
publik harus sedikit dicermati. Jangan sampai orang yang hanya
menyalakan pemantik api (lighter) di bawah detector dianggap sebagai
kebakaran. Bisa juga dipasang di ruang bebas merokok (No Smoking Area)
asalkan bunyi alarm-nya hanya terjadi di ruangan itu saja sebagai
peringatan bagi orang yang "membandel".
5. Gas Detector
Sesuai
dengan namanya detector ini mendeteksi kebocoran gas yang kerap terjadi
di rumah tinggal. Alat ini bisa mendeteksi dua jenis gas, yaitu:
-LPG (El-pi-ji) : Liquefied Petroleum Gas.
-LNG (El-en-ji): Liquefied Natural Gas.
Dari
dua jenis gas tersebut, Elpiji-lah yang paling banyak digunakan di
rumah-rumah. Perbedaan LPG dengan LNG adalah: Elpiji lebih berat
daripada udara, sehingga apabila bocor, gas akan turun mendekati lantai
(tidak terbang ke udara). Sedangkan LNG lebih ringan daripada udara,
sehingga jika terjadi kebocoran, maka gasnya akan terbang ke udara.
Perbedaan sifat gas inilah yang menentukan posisi detector sebagaimana
ilustrasi di bawah ini:
Untuk LPG, maka letak detector adalah di bawah, yaitu sekitar 30 cm dari lantai dengan arah detector menghadap ke atas.
Hal ini dimaksudkan agar saat bocor, gas elpiji yang turun akan masuk
ke dalam ruang detector sehingga dapat terdeteksi. Jarak antara detector
dengan sumber kebocoran tidak melebihi dari 4m.
Untuk LNG, maka pemasangan detectornya adalah tinggi di atas lantai, tepatnya 30cm di bawah plafon dengan posisi detector menghadap ke bawah.
Sesuai dengan sifatnya, maka saat bocor gas ini akan naik ke udara
sehingga bisa terdeteksi. Jarak dengan sumber kebocoran hendaknya tidak
melebihi 8m.PERINGATAN - Dapur atau ruangan yang dipenuhi oleh bocoran gas adalah sangat berbahaya dan berpotensi menimbulkan ledakan, karena kedua jenis gas ini amat mudah terbakar (highly flammable).