Mengenal Istilah Alarm (Bagian 1)
Setelah terpotong oleh bahasan tentang Access Internet PC Base DVR,
maka mulai posting ke depan kami akan kembali menjelaskan tentang
istilah-istilah yang sering dipakai dalam bidang Alarm atau Security
System. Sebagaimana diketahui, cara terbaik dalam upaya menguasai satu
bidang adalah mengenal jargon (istilah) yang dipakai dalam bidang itu. Pernahkah anda mendengar istilah-istilah: Zone, Arm, Disarm, Bypass, Home Arming, Isolate, Stay Arming, Away Arming, Exit/Entry Delay, Instant dan lainnya? Atau bagi Teknisi, tahukah anda dengan istilah ini: Cross Zone, Swinger Shutdown, Loop Response Time, Dialing Attempts, No Activity Arming? Mungkin
beberapa diantaranya sudah, mungkin pula sering atau malah belum
mendengar sama sekali istilah-istilah di atas. Nah, untuk sekadar
memperluas wawasan, tidak ada salahnya toh jika kita bahas lagi soal ini?
Sebelum memulai pembahasan inti, ada baiknya kita melihat dulu blok diagram dari satu sistem alarm. Sistem alarm, baik yang sederhana maupun yang kompleks, selalu terdiri dari bagian-bagian seperti pada ilustrasi di bawah ini.
Seperti diketahui, suatu sistem akan selalu terdiri dari berbagai komponen yang saling berinteraksi satu sama lain. Apabila salah satunya tidak ada, maka bukan dikatakan satu sistem, karena tidak akan bekerja. Demikian pula jika salah satunya mengalami kerusakan, maka dikatakan sistem tersebut mengalami gangguan (trouble), sehingga tidak bekerja normal. Bagi yang belum mengikuti bahasan dasar mengenai korelasi antar bagian tersebut, silakan melihat kembali uraian kami di sini.
Nah, sekarang bagaimana implementasinya? Baiklah, kami perlihatkan ilustrasi sketsa rumah tinggal merangkap kantor (Rukan) yang sudah terpasang sistem alarm di dalamnya. Perhatikan, bagaimana Door Contact dipasang di setiap pintu masuk dan jendela yang berhubungan dengan dunia luar. Juga di sana ada PIR Indoor (di Ruang Tamu dan Ruang Kantor) dan PIR Outdoor (di Halaman Belakang). Perhatikan pula bagaimana pembagian zone yang "mau tidak mau" harus mengikuti kapasitas panel, yaitu 8 Zone. Tentunya kita bisa menambahkan Zone Expander agar bisa menjadi 16 Zone, sehingga pembagian Zone-nya bisa lebih leluasa.
Berikut ini istilah umum yang dipakai pada instalasi Alarm Rumah.
Arm Disarm
Istilah untuk menyatakan apakah sistem sedang aktif (Arm) atau sudah mati (Disarm). Perlu diketahui, dalam dunia alarm tidak dikenal istilah On - Off, tetapi yang ada adalah Arm - Disarm. Sebabnya adalah sistem alarm tidak boleh di-"on" atau di-"off" dengan cara mencabut pasang power seperti pada peralatan listrik biasa. Oleh sebab itu, istilahnya menjadi Arm-Disarm.
Zone
Zone adalah pembagian atau pengelompokan area yang diproteksi oleh sensor. Seperti terlihat pada ilustrasi di atas, maka Zone 1 adalah Door Contact di Pintu Garasi dan Pintu Utama, Zone 2 adalah Jendela Ruang Tamu, Zone 3 adalah PIR Ruang Tamu dan seterusnya. Tidak ada ketentuan pasti mengenai penomoran zone ini dan umumnya disesuaikan dengan "kebiasaan" vendor sendiri. Kendati demikian, perlu juga diperhatikan aspek kenyamanan dan kemudahan operasional, sehingga user tidak merasa "terperangkap" oleh sistem alarmnya sendiri.
Exit/Entry Zone (disingkat E/E Zone)
Saat user akan meninggalkan rumah, maka beberapa zone harus diprogram sebagai Exit/Entry Zone atau disebut juga Delay Zone. Zone ini akan memberikan "waktu tunda" yang cukup, agar user bisa keluar dan masuk melalui zone ini tanpa membunyikan siren. Seperti pada contoh, maka Zone 1 berperan sebagai Exit/Entry Zone, karena hanya lewat Zone inilah user akan keluar atau masuk ke dalam rumah. Saat keluar rumah, maka User mengaktifkan alarm melalui keypad. Saat itulah, maka waktu tunda untuk keluar (exit delay time) akan menghitung mundur, misalkan dari 45 detik sampai habis. Periode ini disebut exit delay time, yang mana Zone 1 dan Zone 4 bisa dilalui dengan aman sebelum waktu exit time habis (expired). Pada beberapa merk, saat exit time berlangsung, malah semua Zone belum bereaksi saat dilanggar. Setelah exit delay habis dan User sudah di luar rumah, maka sistem alarm akan Aktif (istilahnya Arm).
Saat user kembali ke rumah, maka tentunya ia akan masuk melalui Zone Delay (dalam contoh Zone 1). Saat Pintu Garasi atau Pintu Utama dibuka, maka siren tidak langsung berbunyi, melainkan ada "waktu tunda" beberapa saat tergantung nilai yang diprogram oleh Teknisi, katakanlah 30 detik. Periode ini disebut dengan entry delay time dan User bisa mematikan sistem melalui Access Code (PIN) pada keypad agar siren tidak berbunyi. Proses mematikan sistem ini dinamakan Disarm.
Akan tetapi tidak setiap Pintu perlu dijadikan sebagai Delay Zone. Jika kita tengok ke kanan bawah, maka Pintu Kantor tidak kami buat sebagai Delay Zone. Alasannya sederhana, kebetulan user tidak pernah pergi meninggalkan rumah dari Kantor, sehingga di R.Kantor tidak perlu dipasang Keypad. Jadi, Pintu Kantor tidak perlu diberi "waktu tunda" (Delay). Dengan demikian, deretan sensor di Kantor bisa digabung ke dalam satu zone, yaitu Zone 7. Namun perlu diingat, menggabung PIR dengan Door Contact ke dalam satu zone bukan merupakan ide yang baik. Jadi sebaiknya jangan dilakukan, kecuali terpaksa.
Follower Zone
Mungkin ada yang bertanya, mengapa hanya Zone 1 yang dibuat Delay. Bukankah saat keluar atau masuk, owner pun akan melewati PIR di Zone 3 dan Pintu di Zone 4? Ya, benar dan inilah saat yang bagus untuk menjelaskan mengenai istilah Follower Zone. Zone 3 dan Zone 4 bisa dibuat sebagai Follower Zone, yaitu zone yang sifatnya mengikuti keadaan Zone Delay. Pengertiannya sebagai berikut: saat user keluar atau masuk ke dalam rumah dari Zone 1, maka periode entry delay akan berlangsung. Secara otomatis Zone 3 dan 4 pun akan "ikut-ikutan" delay juga, sehingga user bisa melewatinya dengan aman, tanpa menyebabkan alarm. Akan tetapi, jika tidak ada delay yang sedang berlangsung, maka Zone 3 atau 4 akan "siap menerkam mangsa". Artinya, orang (baca: pencuri) yang masuk langsung ke Ruang Tamu (tanpa melalui Pintu Depan dulu) akan menyebabkan alarm langsung berbunyi.
Instant Zone
Sesuai dengan namanya, maka Instant Zone adalah zone yang langsung membunyikan alarm saat dilanggar, tanpa ada waktu tunda lagi. Dalam contoh, maka Zone 2, Zone 5, Zone 6, Zone 7 dan Zone 8 masing-masing bisa diprogram sebagai Instant Zone. Apa sebab? Ya, karena user tidak akan masuk atau keluar melalu jendela, bukan? Jadi, untuk apa ada waktu tunda (delay)?
Interior Stay/Away Zone
Zone ini jarang dimanfaatkan oleh Teknisi, padahal cara kerjanya cukup menarik. Sekarang perhatikanlah Zone 3, yaitu PIR di R.Tamu. Katakanlah, hingga larut malam dimana biasanya alarm sudah diaktifkan, owner masih mengobrol dengan tamu di ruangan tersebut. Nah, dalam kondisi ada tamupun, user bisa mengaktifkan sistem alarm asalkan tidak ada yang keluar rumah. Setelah sistem aktif (armed), maka PIR di ruangan tamu akan "mati" (istilahnya bypassed) sementara semua Zone lainnya aktif. Dengan demikian, user bebas mengobrol dengan tamu di R.Tamu tanpa khawatir ada orang masuk. Saat tamu hendak pulang, maka user bisa memanfaatkan feature Quick Exit seraya membukakan Pintu Utama, tanpa menyebabkan alarm berbunyi. Penjelasan tentang ini akan menyusul.
Force Arm
Perhatikan kembali kasus tamu di atas. Bagaimanakah jika owner ada keperluan ke belakang, sedangkan di sana ada pintu yang harus dilalui? Apakah hal itu menganggu? Jawabannya, ya benar, hal itu jelas mengganggu. Oleh sebab itu, solusinya: pada saat mengaktifkan sistem, upayakanlah agar pintu penghubung R.Tamu dengan R.Keluarga tetap terbuka selama tamu belum pulang. Untuk itu, maka khusus untuk Zone 4 teknisi bisa memanfaatkan atribut program bernama Force Arm. Jadi saat user mengaktifkan alarm selagi ada tamu, Zone 4 tidak akan mendeteksi.
Zone 24H
Zone 24H adalah sebutan bagi zone yang bisa membangkitkan kondisi alarm setiap saat, tidak peduli apakah sistem sedang Arm atau Disarm. Biasanya dipakai pada tombol Emergency (EM), Panic Button (PB) atau semua jenis detector kebakaran (seperti Smoke dan Heat Detector). Sekadar ilustrasi saja, pada Denah di atas tombol Emergency EM1 sampai dengan EM7 ditambahkan pada setiap ruangan yang membutuhkan (karena ini hanya ilustrasi, maka kami tidak memasukkannya ke dalam zone). Saat kondisi panik, tombol bisa ditekan sehingga membangkitkan alarm. Kondisi alarm ini bisa diatur apakah akan membunyikan sirine atau tidak, sesuai dengan prediksi yang akan terjadi nantinya. Jika perlu membunyikan siren, maka zone tersebut disebut dengan Audible Alarm, sedangkan siren yang tidak bunyi disebutnya Silent Alarm. Sebagai gantinya, panel akan memutar nomor telepon tertentu, misalnya menghubungi ke Central Monitoring atau family terdekat, tanpa ada bunyi siren di lokasi kejadian.
Away Arm
Away Arm artinya mengaktifkan sistem pada saat user akan pergi meninggalkan rumah. Pada kondisi ini, exit delay mulai menghitung mundur, sehingga user bisa keluar rumah dengan leluasa. Demikian pula pada saat user pulang dan masuk melalui Zone 1, maka siren tidak langsung bunyi, melainkan ada jeda waktu beberapa saat (entry delay) untuk mematikan sistem.
Stay Arm (Home)
Stay Arm artinya user mengaktifkan sistem alarm, tanpa pergi meninggalkan rumah. Pada kondisi ini, zone Interior Stay/Away akan "mati" (bypassed), karena user berada di dalam rumah. Lalu, bagaimana dengan zone E/E (Delay)? Nah, Zone Delay akan berubah status menjadi Instant, sehingga apabila pintu Utama atau Garasi dibuka paksa (baca: didobrak maling), siren akan langsung berbunyi tanpa ada delay lagi.
Sebelum memulai pembahasan inti, ada baiknya kita melihat dulu blok diagram dari satu sistem alarm. Sistem alarm, baik yang sederhana maupun yang kompleks, selalu terdiri dari bagian-bagian seperti pada ilustrasi di bawah ini.
Seperti diketahui, suatu sistem akan selalu terdiri dari berbagai komponen yang saling berinteraksi satu sama lain. Apabila salah satunya tidak ada, maka bukan dikatakan satu sistem, karena tidak akan bekerja. Demikian pula jika salah satunya mengalami kerusakan, maka dikatakan sistem tersebut mengalami gangguan (trouble), sehingga tidak bekerja normal. Bagi yang belum mengikuti bahasan dasar mengenai korelasi antar bagian tersebut, silakan melihat kembali uraian kami di sini.
Nah, sekarang bagaimana implementasinya? Baiklah, kami perlihatkan ilustrasi sketsa rumah tinggal merangkap kantor (Rukan) yang sudah terpasang sistem alarm di dalamnya. Perhatikan, bagaimana Door Contact dipasang di setiap pintu masuk dan jendela yang berhubungan dengan dunia luar. Juga di sana ada PIR Indoor (di Ruang Tamu dan Ruang Kantor) dan PIR Outdoor (di Halaman Belakang). Perhatikan pula bagaimana pembagian zone yang "mau tidak mau" harus mengikuti kapasitas panel, yaitu 8 Zone. Tentunya kita bisa menambahkan Zone Expander agar bisa menjadi 16 Zone, sehingga pembagian Zone-nya bisa lebih leluasa.
Berikut ini istilah umum yang dipakai pada instalasi Alarm Rumah.
Arm Disarm
Istilah untuk menyatakan apakah sistem sedang aktif (Arm) atau sudah mati (Disarm). Perlu diketahui, dalam dunia alarm tidak dikenal istilah On - Off, tetapi yang ada adalah Arm - Disarm. Sebabnya adalah sistem alarm tidak boleh di-"on" atau di-"off" dengan cara mencabut pasang power seperti pada peralatan listrik biasa. Oleh sebab itu, istilahnya menjadi Arm-Disarm.
Zone
Zone adalah pembagian atau pengelompokan area yang diproteksi oleh sensor. Seperti terlihat pada ilustrasi di atas, maka Zone 1 adalah Door Contact di Pintu Garasi dan Pintu Utama, Zone 2 adalah Jendela Ruang Tamu, Zone 3 adalah PIR Ruang Tamu dan seterusnya. Tidak ada ketentuan pasti mengenai penomoran zone ini dan umumnya disesuaikan dengan "kebiasaan" vendor sendiri. Kendati demikian, perlu juga diperhatikan aspek kenyamanan dan kemudahan operasional, sehingga user tidak merasa "terperangkap" oleh sistem alarmnya sendiri.
Exit/Entry Zone (disingkat E/E Zone)
Saat user akan meninggalkan rumah, maka beberapa zone harus diprogram sebagai Exit/Entry Zone atau disebut juga Delay Zone. Zone ini akan memberikan "waktu tunda" yang cukup, agar user bisa keluar dan masuk melalui zone ini tanpa membunyikan siren. Seperti pada contoh, maka Zone 1 berperan sebagai Exit/Entry Zone, karena hanya lewat Zone inilah user akan keluar atau masuk ke dalam rumah. Saat keluar rumah, maka User mengaktifkan alarm melalui keypad. Saat itulah, maka waktu tunda untuk keluar (exit delay time) akan menghitung mundur, misalkan dari 45 detik sampai habis. Periode ini disebut exit delay time, yang mana Zone 1 dan Zone 4 bisa dilalui dengan aman sebelum waktu exit time habis (expired). Pada beberapa merk, saat exit time berlangsung, malah semua Zone belum bereaksi saat dilanggar. Setelah exit delay habis dan User sudah di luar rumah, maka sistem alarm akan Aktif (istilahnya Arm).
Saat user kembali ke rumah, maka tentunya ia akan masuk melalui Zone Delay (dalam contoh Zone 1). Saat Pintu Garasi atau Pintu Utama dibuka, maka siren tidak langsung berbunyi, melainkan ada "waktu tunda" beberapa saat tergantung nilai yang diprogram oleh Teknisi, katakanlah 30 detik. Periode ini disebut dengan entry delay time dan User bisa mematikan sistem melalui Access Code (PIN) pada keypad agar siren tidak berbunyi. Proses mematikan sistem ini dinamakan Disarm.
Akan tetapi tidak setiap Pintu perlu dijadikan sebagai Delay Zone. Jika kita tengok ke kanan bawah, maka Pintu Kantor tidak kami buat sebagai Delay Zone. Alasannya sederhana, kebetulan user tidak pernah pergi meninggalkan rumah dari Kantor, sehingga di R.Kantor tidak perlu dipasang Keypad. Jadi, Pintu Kantor tidak perlu diberi "waktu tunda" (Delay). Dengan demikian, deretan sensor di Kantor bisa digabung ke dalam satu zone, yaitu Zone 7. Namun perlu diingat, menggabung PIR dengan Door Contact ke dalam satu zone bukan merupakan ide yang baik. Jadi sebaiknya jangan dilakukan, kecuali terpaksa.
Follower Zone
Mungkin ada yang bertanya, mengapa hanya Zone 1 yang dibuat Delay. Bukankah saat keluar atau masuk, owner pun akan melewati PIR di Zone 3 dan Pintu di Zone 4? Ya, benar dan inilah saat yang bagus untuk menjelaskan mengenai istilah Follower Zone. Zone 3 dan Zone 4 bisa dibuat sebagai Follower Zone, yaitu zone yang sifatnya mengikuti keadaan Zone Delay. Pengertiannya sebagai berikut: saat user keluar atau masuk ke dalam rumah dari Zone 1, maka periode entry delay akan berlangsung. Secara otomatis Zone 3 dan 4 pun akan "ikut-ikutan" delay juga, sehingga user bisa melewatinya dengan aman, tanpa menyebabkan alarm. Akan tetapi, jika tidak ada delay yang sedang berlangsung, maka Zone 3 atau 4 akan "siap menerkam mangsa". Artinya, orang (baca: pencuri) yang masuk langsung ke Ruang Tamu (tanpa melalui Pintu Depan dulu) akan menyebabkan alarm langsung berbunyi.
Instant Zone
Sesuai dengan namanya, maka Instant Zone adalah zone yang langsung membunyikan alarm saat dilanggar, tanpa ada waktu tunda lagi. Dalam contoh, maka Zone 2, Zone 5, Zone 6, Zone 7 dan Zone 8 masing-masing bisa diprogram sebagai Instant Zone. Apa sebab? Ya, karena user tidak akan masuk atau keluar melalu jendela, bukan? Jadi, untuk apa ada waktu tunda (delay)?
Interior Stay/Away Zone
Zone ini jarang dimanfaatkan oleh Teknisi, padahal cara kerjanya cukup menarik. Sekarang perhatikanlah Zone 3, yaitu PIR di R.Tamu. Katakanlah, hingga larut malam dimana biasanya alarm sudah diaktifkan, owner masih mengobrol dengan tamu di ruangan tersebut. Nah, dalam kondisi ada tamupun, user bisa mengaktifkan sistem alarm asalkan tidak ada yang keluar rumah. Setelah sistem aktif (armed), maka PIR di ruangan tamu akan "mati" (istilahnya bypassed) sementara semua Zone lainnya aktif. Dengan demikian, user bebas mengobrol dengan tamu di R.Tamu tanpa khawatir ada orang masuk. Saat tamu hendak pulang, maka user bisa memanfaatkan feature Quick Exit seraya membukakan Pintu Utama, tanpa menyebabkan alarm berbunyi. Penjelasan tentang ini akan menyusul.
Force Arm
Perhatikan kembali kasus tamu di atas. Bagaimanakah jika owner ada keperluan ke belakang, sedangkan di sana ada pintu yang harus dilalui? Apakah hal itu menganggu? Jawabannya, ya benar, hal itu jelas mengganggu. Oleh sebab itu, solusinya: pada saat mengaktifkan sistem, upayakanlah agar pintu penghubung R.Tamu dengan R.Keluarga tetap terbuka selama tamu belum pulang. Untuk itu, maka khusus untuk Zone 4 teknisi bisa memanfaatkan atribut program bernama Force Arm. Jadi saat user mengaktifkan alarm selagi ada tamu, Zone 4 tidak akan mendeteksi.
Zone 24H
Zone 24H adalah sebutan bagi zone yang bisa membangkitkan kondisi alarm setiap saat, tidak peduli apakah sistem sedang Arm atau Disarm. Biasanya dipakai pada tombol Emergency (EM), Panic Button (PB) atau semua jenis detector kebakaran (seperti Smoke dan Heat Detector). Sekadar ilustrasi saja, pada Denah di atas tombol Emergency EM1 sampai dengan EM7 ditambahkan pada setiap ruangan yang membutuhkan (karena ini hanya ilustrasi, maka kami tidak memasukkannya ke dalam zone). Saat kondisi panik, tombol bisa ditekan sehingga membangkitkan alarm. Kondisi alarm ini bisa diatur apakah akan membunyikan sirine atau tidak, sesuai dengan prediksi yang akan terjadi nantinya. Jika perlu membunyikan siren, maka zone tersebut disebut dengan Audible Alarm, sedangkan siren yang tidak bunyi disebutnya Silent Alarm. Sebagai gantinya, panel akan memutar nomor telepon tertentu, misalnya menghubungi ke Central Monitoring atau family terdekat, tanpa ada bunyi siren di lokasi kejadian.
Away Arm
Away Arm artinya mengaktifkan sistem pada saat user akan pergi meninggalkan rumah. Pada kondisi ini, exit delay mulai menghitung mundur, sehingga user bisa keluar rumah dengan leluasa. Demikian pula pada saat user pulang dan masuk melalui Zone 1, maka siren tidak langsung bunyi, melainkan ada jeda waktu beberapa saat (entry delay) untuk mematikan sistem.
Stay Arm (Home)
Stay Arm artinya user mengaktifkan sistem alarm, tanpa pergi meninggalkan rumah. Pada kondisi ini, zone Interior Stay/Away akan "mati" (bypassed), karena user berada di dalam rumah. Lalu, bagaimana dengan zone E/E (Delay)? Nah, Zone Delay akan berubah status menjadi Instant, sehingga apabila pintu Utama atau Garasi dibuka paksa (baca: didobrak maling), siren akan langsung berbunyi tanpa ada delay lagi.