Rabu, 30 Januari 2013

Alasan Mengapa PC Base DVR Lebih Cepat daripada Standalone




Pertanyaan seputar manakah yang lebih bagus antara DVR PC Base atau Standalone ibarat membandingkan dua jenis mobil berbeda dari merk yang sama (misalnya Avanza dan Rush). Manakah diantara keduanya yang lebih bagus? Pertanyaan semacam ini tidak memiliki jawaban pasti, selain soal harga dan soal selera. Demikian pula halnya DVR, penilaian bagus tidaknya bukan terletak pada PC Base atau Standalone-nya, karena masing-masing memiliki segmen user tersendiri. PC Base DVR akan menjadi pilihan bagi user yang terbiasa mengoperasikan PC. Berbeda dengan konsumen rumah tinggal biasa yang umumnya lebih memilih tipe Standalone. Alasan utamanya adalah karena dinilai lebih praktis dan ekonomis, sebab tidak perlu membeli PC khusus (untuk DVR). 

Namun, persoalan menjadi lain manakala keduanya sama-sama di-access via Internet. Manakah yang lebih reliable dan cepat? Sepanjang pengetahuan kami (semoga sama dengan Anda), PC Base cenderung memberikan hasil lebih baik ketimbang Standalone. Tinggal pertanyaan yang tersisa adalah mengapa bisa demikian? Berikut analisa kecil-kecilan kami.

PC Base DVR "diuntungkan" oleh Resource PC
Seperti diketahui, PC Base DVR adalah card yang ditancapkan pada slot PC, baik itu slot PCI (dibaca: pi-si-ay) maupun PCI Express. Dewasa ini jika ada satu device ditancapkan pada slot PCI, maka seketika itu juga sistem operasi (Windows) akan "menyambut" kehadirannya berupa pesan Found New Hardware. Apa artinya ini? Bukankah artinya PC akan menyiapkan semua resource yang diminta oleh driver DVR? Ya, benar! Di tahap ini semua pengaturan perangkat keras sudah mulai dijalankan secara otomatis oleh Windows, baik melalui perantaraan driver DVR sendiri ataupun sudah built-in di dalam list driver Windows. Sebut saja soal Management Hard Disk (Storage), File Allocation Table (FAT), Tabel Partisi, Management Memory (RAM), VGA Display dan seterusnya, semuanya sudah diatur secara apik oleh Windows. Jadi, kesimpulannya resource yang diperlukan oleh PC Base DVR sudah tersedia.

Standalone DVR Bekerja Sendiri
Kontras dengan PC Base, maka pada DVR Standalone semua urusan mengenai pengaturan Hard Disk, penempatan file rekaman (FAT), pengaturan tampilan display dan lain-lain dilakukan sendiri di motherboard-nya. Sudah tidak disangsikan lagi, motherboard PC jauh lebih "kaya" akan resource ketimbang motherboard DVR Standalone. Selain itu, Operating System (OS) yang dipakai oleh DVR Standalone  -apakah itu RTOS atau Linux-  tentunya masih satu level di bawah PC melalui perantaraan Windows-nya, bukan?

Bagaimanakah Hubungannya dengan Koneksi Internet?
Subjek inilah yang menjadi fokus kita. Koneksi internet pada DVR berkaitan dengan apa yang disebut video streaming. Ditinjau dari segi perangkat keras DVR itu sendiri, kami mencatat ada 3 faktor yang memengaruhi kehandalan access DVR via internet, baik secara langsung maupun tidak. Ke-3 faktor tersebut adalah:

1. Teknik Kompresi
DVR keluaran terbaru umumnya memakai kompresi H.264 yang diklaim memiliki ukuran file lebih kecil ketimbang pendahulunya (MPEG4). Dengan kecilnya ukuran file, maka pada bandwidth yang sama, H.264 secara teoritis lebih cepat ketimbang teknologi kompresi sebelumnya (semisal MPEG-4).


2. Network Circuit
Kendati menggunakan network chip yang sama (umumnya Realtek), namun sekali lagi PC Base DVR lebih diuntungkan oleh optimalisasi software ketimbang Standalone. PC akan menyediakan driver untuk meningkatkan kinerja network, sementara DVR Standalone sudah "terpatok" pada circuit-nya, tanpa ada "akselerasi" dari driver.


Saat keduanya terkoneksi ke Internet, maka PC Base DVR sudah memiliki resource yang melimpah dari PC, sementara Standalone DVR tidak. Inilah yang menyebabkan kami menilai wajar apabila PC Base memang lebih cepat. Namun hal yang cukup "mencengangkan" adalah: parameter fps ternyata tidak berpengaruh secara signifikan dalam access internet. Artinya, saat di-access via Internet, DVR ber-fps besar  -baik itu PC Base ataupun Standalone- memberikan hasil yang (relatif) sama dengan yang ber-fps kecil. Rupanya fps hanya "terasa" pada saat Live dan Record saja, sedangkan untuk access Internet tidak begitu nyata perbedaannya. Boleh jadi penilaian ini sangat subjektif, tetapi anda bisa membuktikannya sendiri, lalu mengabarkannya kepada kami tentang benar atau tidaknya pendapat ini.


3. DDNS Updater
Ada satu hal lagi yang perlu dicermati. PC Base DVR akan lebih sering ter-update ke DDNS semisal DynDNS atau No-IP, karena software updater dipasang langsung pada PC. Inilah keunggulan yang (hampir) tidak dimiliki oleh Standalone DVR. Seringkali terjadi hari ini DVR Standalone bisa connect, tetapi besok lusa tidak. Hal ini lebih disebabkan pada persoalan update ketimbang kualitas koneksi internet di tempat kita. Untuk memperoleh pemahaman mengenai hal ini, silakan rujuk pada uraian kami di sini.