Rabu, 30 Januari 2013

Tanggapan Soal PC Base DVR



Sebelumnya kami mohon maaf karena kesibukan kami beberapa waktu ini, sehingga blog ini tidak kami update secara berkala. Saat kami akan membuat artikel tentang "Outdoor Camera: Antara Teori dan Praktek", kami cukup terkejut dengan komentar salah seorang pembaca kami, seperti ini:


Filiyal telah membuat komentar baru pada posting Anda "Alasan Mengapa PC Base DVR Lebih Cepat daripada Standalone

Kang Mirza,
 
secara kinerja DVR PC based harusnya sangat diuntungkan resource PC yang tersedia jika dibanding DVR standalone. Namun menurut penuturan teknisi lapangan banyak dijumpai kasus bahwa DVR PC Based ini sering bermasalah (sering hang) dan sebagai solusinya akhirnya diganti dg yang standalone. Ada satu alasan, sehebat2nya PC Based, akan tetapi dia tidak didesain beroperasi 24 jam non stop sebagaimana model standalone. Kecuali jika PC yag dipasang adalah spek server. Dan tentunya ini sangat mahal. Mohon tanggapannya. Trima kasih, Salam.

Terima kasih kembali atas komentar pembaca yang telah memacu kami untuk kembali menulis. Di blog ini kami sengaja tidak membuka komentar secara membabi-buta demi menghindari konflik pro-kontra terhadap merk dari satu produk tertentu. Terus terang kami tidak memiliki passion untuk mengulas  produk mana yang "paling bagus", karena bukan itu tujuan kami sebenarnya. Kami lebih ingin sharing dan menawarkan solusi sesuai dengan pengalaman kami di bidang ini. Semoga anda sependapat dengan kami dalam hal ini.

Baiklah, kita mulai dengan analisa komentar di atas. Inilah yang kami maksud "antara teori dengan praktek" kadangkala tidak sesuai. Lantas, apakah teorinya yang salah atau prakteknya yang keliru? Tidak, keduanya tidak boleh dipertentangkan! Sebagai profesional, kita harus berpegang teguh pada teori (knowledge base) tanpa menyalahkan teori itu seandainya dijumpai kesalahan di lapangan. Khusus untuk PC-Base DVR ada seabrek teori dasar yang harus kita pegangi. Memasang dan mengoperasikan PC Base DVR ternyata lebih daripada sekadar "menancapkan card pada slot PC". Walau kami setuju dengan teknisi, bahwa persoalan "hang" memang kerap terjadi, namun pernahkah kita menganalisa apa penyebabnya? Kami tidak pernah berhenti meng-kampanye-kan, bahwa persoalah panas merupakan pembunuh nomor satu dari semua peralatan elektronik masa kini, tak terkecuali DVR. Panas berlebih (overheat) kami yakini sebagai biang keladi "kegagalan" DVR, baik itu jenis PC-Base maupun Standalone. Nah, apakah faktor ini kita pernah perhitungkan? Rasanya kita tidak punya waktu untuk itu! Kebanyakan vendor lebih tertarik pada persoalan berapa fps, real time atau tidak tampilannya, seberapa besar kapasitas hard disk-nya, bisa tidak membackup rekaman selama satu bulan dan sebagainya. Tapi giliran timbul masalah, maka teknisilah yang harus "muter otak" untuk mencari solusinya.

Nah, kembali ke masalah PC Base, benarkah ia sering bermasalah seperti kata komentar pembaca kami di atas? Data di Pusat Servis kami menunjukkan memang benar adanya. Kebanyakan yang dikeluhkan adalah persoalan "hang", gambar membeku (freeze), ada beberapa channel yang tidak menampilkan gambar (blank) atau rekaman pada tanggal tertentu tidak bisa tampil, sampai pada persoalan terkena petir. Lantas bagaimana solusinya?

Setahun lebih yang lalu, kami pernah menurunkan tulisan Seputar Masalah DVR Standalone. Jika anda menyimak paragraf terakhir, maka hal ini berlaku juga bagi PC Base. Seiring dengan perkembangan pengetahuan kami, maka kami tambahkan beberapa rekomendasi yang relevan dengan tulisan itu.


1. Pilihlah motherboard yang berkualitas baik dan ber-chipset Intel. Sekalipun ini terdengar subjektif, namun kami hanya condong pada motherboard dengan reputasi baik, seperti Intel dan Gigabyte. Namun, silakan anda pilih motherboard merk lainnya yang menurut anda The Best Choice, The Most Wanted, PC Magazine Editor's Choice, Award Winning atau embel-embel lainnya.


2. Jangan pelit memori! Pastikanlah ketersediaan memori (RAM) di PC anda sudah lebih dari sekadar cukup. Saat ini RAM 2 GB untuk aplikasi Windows 7 pun sudah dianggap sesak. Oleh sebab itu, cobalah tambah memori di atas 2 GB, jika DVR anda sering menjumpai problematika lucu, misalnya run time error terus menerus. 


3. Jangan pernah memakai VGA onboard! Untuk aplikasi PC Base, pemakaian VGA onboard hanya akan mengundang masalah. Ketimbang membagi RAM ke VGA onboard, jauh lebih baik apabila kita memasang VGA Card tersendiri. Jika tidak disyaratkan lain, kita bisa memilih chipset VGA dengan bebas. Namun, ada juga pabrikan yang merekomendasikan satu nama, semisal ATI Radeon Series. Apapun chipset-nya, namun yang jelas untuk PC Base DVR jangan pernah menggunakan VGA onboard bawaan motherboard. OK?


4. Pilihlah casing yang luas. Ide ini terdengar lucu, namun kami tidak rela jika motherboard dan DVR Card harus berdempetan dengan hard disk dan power supply, tanpa ruang napas yang cukup bagi prosesornya.


5. Jangan ragu untuk menambah extra fan di tempat yang disediakan. Pada casing besar umumnya terdapat lebih banyak tempat untuk menyimpan fan, yaitu di bagian belakang, di depan dan pada penutupnya. Memang hal ini membawa konsekuensi pada meningkatnya konsumsi daya power supply. Namun, casing besar umumnya sudah memiliki power supply yang memadai untuk penambahan extra fan dan periferal lainnya.


6. Pasanglah kabel watchdog pada DVR (jangan tidak!). Sesuai dengan namanya, maka  "anjing pengawas" ini akan memerintahkan PC untuk me-restart saat terjadi kelainan pada DVR, sehingga sistem terhindar dari crash.


7. Lakukan defrag secara berkala pada hard disk dengan utility defrag yang terkenal bagus. Silakan anda pilih, di sana ada Defraggler, Puran Defrag atau apalah namanya.


8. Manfaatkan feature "Auto Reboot" (jangan tidak!). Pilih jam auto reboot yang cocok dengan kebiasaan user (operator). Jangan memilih waktu reboot pada jam tidur (misalkan jam 12 malam), kecuali memang ada pengawas, karena kita tidak tahu apakah proses booting berjalan mulus atau tidak. Jika tidak sukses, maka semalaman rekaman tidak akan jalan. Jadi perhatikanlah soal memilih waktu ini.


9. Jangan memasang DVR pada PC yang dipakai sekretaris untuk menjalankan MS-Office, Laporan Kas dan lainnya. Memasang DVR pada PC yang dipakai untuk kerja bukanlah ide yang baik, jadi jangan lakukan!


10. Seperti diketahui sebelumnya, matikanlah semua fungsi yang berhubungan dengan Power Management dan Screen Saver, karena DVR harus bekerja 24 jam non-stop. Jangan ada aplikasi atau program lain yang running di belakang aplikasi DVR, kecuali Antivirus dan aplikasi built-in bawaan dari softwarenya.


11. Perlukah Antivirus? Jika DVR tidak pernah terkoneksi ke Internet dan anda yakin tidak ada data yang keluar-masuk PC melalui media USB, maka anda bisa melupakan antivirus. Namun, lebih bijak apabila kita "sedia payung sebelum hujan". Pilihlah antivirus yang memiliki reputasi baik dan tidak "berat", semisal Avast, NOD32 dan sebagainya. Silakan anda konsultasikan dengan staf IT di lingkungan anda mengenai antivirus mana yang menurutnya paling bagus (walau bagi kami semua antivirus sama saja!). Bisa juga download di sini kalau mau.


12. Silakan anda kenali satu per satu karakteristik dari setiap merk PC Base DVR yang pernah anda pasang. Kelak anda akan bisa melihat mana merk yang  bisa survive dan mana pula yang tewas. Tentu saja setelah anda menjalankan satu atau beberapa resep di atas. Jangan lupa, jam terbang pengalaman di PC-pun turut memengaruhi kecepatan anda dalam menganalisa. Pasalnya, tidak semua penyebab hang pada PC Base DVR berasal dari board DVR itu sendiri. Boleh jadi, penyebabnya malah dari PC yang tidak sehat, baik hardware maupun operating system-nya. Pernahkah terpikirkan, bahwa penggunaan software bajakan akan menambah panjang daftar penyakit PC Base DVR?  


Terakhir, apakah spec. PC Server bisa lebih menjamin? Secara teori, memang ya. Tapi, untuk aplikasi PC DVR di rumah-rumah tinggal, kantor atau pabrik skala kecil dan menengah, apakah juga perlu? Sampai saat ini kami belum memandang perlu. Bagaimana dengan anda?  Salam.