Rabu, 30 Januari 2013

Faktor yang Memengaruhi Access DVR via Internet (Bagian 1)

1. Paket Speedy yang Dipilih
Umumnya paket yang dipilih oleh kebanyakan customer kami adalah speedy for family, karena inilah satu-satunya paket unlimited termurah. Paket ini menyediakan kecepatan upstream 94kbps (0.09MBps) dan downstream sebesar 384kbps (0.3Mbps). Kecepatan upstream diperlukan saat kita "mengirimkan" data ke luar (upload), sedangkan downstream diperlukan saat kita "mengambil" data dari luar (download).  Ukuran 94kbps untuk aplikasi rumah sudah lebih dari cukup, misalnya untuk mengirimkan email, upload foto, facebook dan lainnya. Sedangkan downstream 384kbps sudah cukup untuk men-download file, apalagi sekarang sudah banyak aplikasi download accelerator dan download manager yang gratis. Tetapi persoalannya bisa menjadi lain manakala yang dikirim dan diterima adalah video streaming dari DVR.


Ilustrasi awamnya adalah seperti ini. Katakanlah untuk mengirimkan gambar 5 frame per second (5 fps), 1 channel DVR memerlukan bandwidth sebesar 6 kbps. Maka, untuk "mengirimkan" 16 channel diperlukan upstream sebesar 6 kbps x 16 = 96kbps. Belum lagi  jika kita memilih image quality yang lebih bagus, maka bandwidth yang diperlukan akan semakin besar. Jadi hipotesa kami: dari sisi ini saja, paket speedy family sudah "kedodoran".

Solusi: 
Saat terhubung dengan DVR, pilihlah cara buka tutup. Artinya, tutup dulu channel-channel yang tidak penting sebelum menampilkan channel berikutnya. Dengan demikian kita sudah menghemat bandwidth, bahkan bisa dibilang cukup signifikan. Tetapi tidak semua merk DVR memiliki feature ini. Ada merk DVR yang saat connected, langsung menampilkan semua channel, tidak bisa satu per satu dulu. Hal ini jelas akan menambah lama waktu tunggu (waiting for data..).

2. Kualitas Koneksi Internet
Tidak dipungkiri, bahwa mayoritas customer (bahkan termasuk kami sendiri!) menghendaki kualitas koneksi internet yang prima dengan biaya serendah mungkin. Namun sayangnya hal ini tidak pernah terwujud, karena dimanapun selalu ada "trade-off" antara kualitas dengan harga. Kami tidak berani mengatakan kualitas Speedy jelek, karena di tempat kami sendiri yang kebetulan berdekatan dengan central office PT.Telkom, kualitas koneksi Speedy malah terbilang sangat bagus. 


Saran: 
Sebelum mem-"vonis" kualitas Speedy lebih jauh, kami menyarankan agar kita menguji dulu kualitas koneksi di kedua sisi, yaitu di sisi DVR (upstream) dan di sisi Client (downstream). Utility on-line yang terkenal untuk ini adalah speedtest dan pingtest. Paket Speedy yang dipilih harus mendekati angka-angka yang dihasilkan oleh kedua utility tadi. Sebagai contoh adalah seperti ini:


Test di atas menghasilkan angka 0.57MBps (570kbps) untuk download dan 0.09MBps (90kbps) untuk upload. Untuk speedy paket family, maka kisaran downstream-nya adalah 0.3MBps (384kbps), sedangkan up-nya sekitar 0.09Mbps (94kbps).


Solusi
Jika hasil angka yang diperoleh benar sesuai dengan paket Speedy yang dipilih, maka kita harus cukup puas dengan koneksi ini. Mengubah paket Speedy ke bandwidth yang lebih besar memang baik, tetapi itu hanya bisa dilakukan oleh sebagian customer yang memiliki finansial lebih. Jadi ini bukan saran yang baik, karena hasilnyapun belum tentu signifikan dengan budget yang dikeluarkan. Pertimbangkanlah matang-matang sebelum mengusulkan hal ini kepada client (user).


Selain speedtest, kita juga bisa melengkapi pengujian koneksi Internet kita dengan pingtest. Contoh hasil pingtest koneksi Speedy di tempat kami adalah seperti ini:



Test ini menunjukkan kualitas line koneksi Speedy kita saat itu. Kenapa kami katakan saat itu, karena pada saat lain hasilnya bisa berubah. Misalnya saat ini grade A (excellent), tetapi di lain waktu grade B (very good) atau bahkan F (very poor). Perlu diperhatikan, hasil "ping" ini hanya menggambarkan kualitas line, bukan kecukupan bandwidth! Mengapa ia kami libatkan, karena (boleh jadi) berpengaruh besar terhadap kelancaran video streaming. Usahakan grade kita berada di A atau B.

Solusi
Saat diperoleh F, cobalah reboot modem ADSL kita untuk memperoleh WAN IP yang baru. Kemudian test sekali lagi. Umumnya hasil B bisa kita peroleh kembali. Inilah yang menjadi pokok diskusi kami dan kawan-kawan saat ini, yaitu perlunya rebooting modem untuk "menyegarkan kembali" koneksi (refresh).