Kendati
DVR bisa merekam selama satu bulan penuh, namun ada baiknya jika kita
menetapkan waktu rekaman yang lebih pendek, katakanlah per satu minggu.
Ini dimaksudkan agar pemeriksaan bisa dilakukan dengan lebih intensif,
sehingga masalah "tidak merekam" ini bisa diketahui lebih awal. Jadi,
saran kami lupakanlah hard disk-hard disk besar, apalagi sampai hitungan
Tera (1 TB = 1000 Giga!), kecuali jika anda berniat membangun Video Server sendiri. Percaya
atau tidak, hard disk berkapasitas kecil sampai sedang umumnya sudah
mencukupi untuk rekaman selama 1 minggu pada 15 fps. Pada akhir pekan,
misalnya Sabtu pagi, kita bisa meluangkan waktu untuk sekedar mengecek
kondisi DVR kita sambil melihat hasil rekaman pada minggu itu. Jika ada
rekaman penting, segera lakukan backup melalui USB Flash Disk atau media
lain yang disediakan, yaitu CD/DVD RW. Namun jika tidak ada kasus
penting, maka lakukanlah format terlebih dahulu sebelum memulai rekaman
baru. Pastikan pula tampilan jam dan tanggal pada DVR kita tidak
"ngaco". Jika tidak punya waktu, anda bisa menyuruh orang lain untuk
melakukannya.
Untuk
menetapkan lamanya DVR bisa merekam dan berapa kapasitas hard disk yang
diperlukan, kita bisa menggunakan alat bantu hitung yang disebut dengan
HDD Space Calculator. Program ini biasanya sudah ada pada pada menu
DVRitu sendiri (jenis Standalone). Namun jika tidak dijumpai, kita bisa
mencarinya di beberapa situs internet.
3. Pilih Mana: Manual, Continuous, Schedule, Motion atau Sensor?
Umumnya DVR memiliki 5 mode rekaman seperti yang disebutkan di atas, yaitu :
Manual
DVR merekam saat tombol Rec ditekan dan stop saat tombol Stop/Rec ditekan (lagi).
DVR merekam saat tombol Rec ditekan dan stop saat tombol Stop/Rec ditekan (lagi).
Continuous
DVR merekam terus secara non-stop, termasuk saat kita sedang melihat hasi rekaman (playback).
DVR merekam terus secara non-stop, termasuk saat kita sedang melihat hasi rekaman (playback).
Schedule
DVR merekam pada jam tertentu yang diprogram, misalnya dari jam 8 pagi sampai 5 sore.
DVR merekam pada jam tertentu yang diprogram, misalnya dari jam 8 pagi sampai 5 sore.
Motion
DVR hanya merekam saat ada gerakan objek (misalnya aktivitas manusia, kendaraan lewat dan sebagainya). Jika tidak ada objek bergerak, maka DVR tidak merekam (Standby).
DVR hanya merekam saat ada gerakan objek (misalnya aktivitas manusia, kendaraan lewat dan sebagainya). Jika tidak ada objek bergerak, maka DVR tidak merekam (Standby).
Sensor
DVR hanya merekam saat input sensornya terlanggar (trigger), misalnya saat pintu dibuka atau orang melewati sensor infra red.
DVR hanya merekam saat input sensornya terlanggar (trigger), misalnya saat pintu dibuka atau orang melewati sensor infra red.
Nah, pilihlah mode yang paling pas untuk keperluan kita. Contoh: untuk memantau aktivitas Teller
di Bank, paling pas jika kita memilih mode Schedule (misalkan dari jam 8
sampai 18) ketimbang Continuous. Untuk gudang spare parts, misalnya,
pertimbangkanlah untuk memakai mode Sensor, dimana saat karyawan masuk
(membuka pintu) DVR merekam dengan batas waktu tertentu (misalnya 2
menit). Sedangkan untuk rumah tinggal, mode Continuous lebih cocok
ketimbang Motion atau yang lainnya. Alasannya adalah, mode ini paling
mudah dalam setting dan paling mudah dianalisa. Dengan berpatokan pada
durasi rekaman 1 minggu, maka kasus-kasus dimana DVR tidak merekam dapat
diketahui lebih awal.
Lalu,
bagaimanakah jika kita mencampur beberapa mode rekaman sekaligus?
Misalkan di Channel 1 kita memakai Motion, Channel 2 Continuous, Channel
3 katakanlah memakai mode Schedule dan seterusnya? Apakah yang akan
terjadi?