Mengenal Sistem Camera CCTV (3)
Pan
tilt zoom camera (biasa disingkat PTZ) adalah camera yang bisa bergerak
ke kanan kiri (pan), naik turun (tilt) dan melakukan fungsi zoom. PTZ
camera terbagi ke dalam dua kategori, yaitu: konvensional dan telemetry
receiver. Perbedaannya terletak pada kabel yang digunakan. Sistem
konvensional memerlukan sedikitnya 10 penghantar (kabel isi 10),
sedangkan telemetry receiver hanya membutuhkan kabel isi 2 saja. Lebih jelasnya mari kita lihat ilustrasi berikut ini:
Pada
sistem konvensional, untuk mengontrol camera diperlukan PTZ Controller.
Controller ini memiliki dua jenis tegangan output, yaitu DC12V untuk
lensa dan AC24V atau 220V untuk motor. Pada bagian tengahnya terdapat
knop potensiometer yang bertuliskan Lens Speed. Fungsinya untuk mengatur
kecepatan Zoom, Focus dan Iris (kecuali untuk jenis Auto Iris). Pada
speed max. gerakan zooming akan cepat, karena tegangan yang keluar
adalah 12VDC. Pada kondisi speed min. gerakan zoom akan lambat dan
halus, karena tegangan output dari controller berkurang. Adapun
kecepatan gerakan motor sudah tidak dapat diatur lagi (factory
standard).
Saat ini PTZ konvensional masih cukup banyak dipakai (tepatnya: dipertahankan!) di berbagai tempat, seperti di kawasan industri, bank, public area dan kantor pemerintahan. Sekalipun masih berfungsi, namun peralatannya kebanyakan sudah tergolong "kuno". Keuntungan dari sistem PTZ konvensional adalah:
Saat ini PTZ konvensional masih cukup banyak dipakai (tepatnya: dipertahankan!) di berbagai tempat, seperti di kawasan industri, bank, public area dan kantor pemerintahan. Sekalipun masih berfungsi, namun peralatannya kebanyakan sudah tergolong "kuno". Keuntungan dari sistem PTZ konvensional adalah:
1. Pan tilt head (motor) memakai tegangan biasa, sehingga mudah dipahami.
2. Harga peralatannya relatif murah.
3. Analisa masalah di lapangan mudah dilakukan.
4. Operator tidak memerlukan pengetahuan khusus dalam mengoperasikannya.
Sedangkan kekurangan dari sistem PTZ konvensional ini, diantaranya adalah:
1. Memerlukan banyak penghantar -minimal kabel isi 10-, sehingga instalasinya lumayan berat.
2. Tegangan 12VDC untuk lensa tidak bisa mencapai jarak jauh, umumnya di bawah 200m saja.
3. Harga multicore cable (kabel isi banyak) untuk jarak jauh terbilang mahal.
4. Bentuk motor dan housing-nya besar, sehingga tidak kompak dan terkesan ketinggalan jaman.
5. Popularitasnya mulai tergeser oleh sistem Receiver dan Speed Dome Camera.
5. Popularitasnya mulai tergeser oleh sistem Receiver dan Speed Dome Camera.
Berbeda
dengan sistem konvensional, kesulitan dalam instalasi kabel bisa
teratasi dengan memakai sistem Receiver. Perbedaan dengan sistem
konvensional diperlihatkan pada gambar di bawah ini:
Dengan
adanya Receiver, maka kabel menuju camera cukup memakai isi 2 saja.
Konsekuensinya, untuk mengontrol camera kita memerlukan satu unit
Keyboard. Receiver diletakkan sedekat mungkin dengan motor dan camera,
misalnya pada satu tiang yang sama. Oleh karena receiver, motor dan
camera jaraknya dekat, maka kabel isi 10 yang dipakaipun tidak perlu
panjang, cukup 1 meter saja bahkan adakalanya kurang. Hal ini -sekali
lagi- disebabkan karena receiver hanya perlu kabel isi 2 dari Keyboard.
Sekarang yang ada di kabel ini bukan tegangan analog lagi, melainkan data
yang populer dengan sebutan RS-485. Untuk dapat saling "berbicara",
maka baik keyboard maupun receiver perlu memakai bahasa yang sama.
Bahasa ini disebut dengan istilah protokol. Salah satu protokol populer saat ini adalah Pelco-D. Untuk itu, maka setting protokol pada keyboard dan receiver harus sesuai (match). Penyetelan pada receiver dilakukan melalui DIP Switch, sedangkan pada keyboard selain DIP Switch ada juga yang melalui menu.
Ketentuan
umum lainnya adalah: satu camera satu receiver. Jadi, apabila ada 5
titik camera, maka kita memerlukan 5 unit receiver. Untuk membedakannya,
maka setiap receiver harus memiliki address sendiri. Pengaturan yang
paling bagus adalah Camera no. 1 memiliki receiver dengan address 001,
camera 2 address receiver 002, Camera 3 address receiver 003 dan
seterusnya hingga mencapai jumlah maksimum tertentu (bisa 32, 64, 128
atau 255 address tergantung spesifikasi dari factory). Sangat disarankan
agar Receiver dan Keyboard berasal dari merk yang sama agar diperoleh
kompatibilitas penuh. Tetapi jika hanya untuk aplikasi pan, tilt dan
zoom saja, perbedaan merk bisa diabaikan asalkan keduanya bisa bekerja
pada protokol yang sama. Namun fungsi lain di luar itu tidak akan
bekerja, misalnya fungsi Auto Pan dan Camera Menu.
Indoor PTZ Receiver |
Keuntungan sistem Receiver:
1. Instalasi kabel lebih ringan.
2. Jarak Keyboard dan Receiver bisa mencapai hingga 1200m.
3. Biaya kabel bisa ditekan secara signifikan.
4. Memiliki kehandalan yang tinggi.
5. Tersedia Receiver untuk aplikasi indoor maupun outdoor.
Kekurangannya antara lain:
1. Harga Receiver dan Keyboard masih terbilang mahal.
2. Tidak bisa melakukan fungsi preset, pattern, tour dan lainnya.
(Nantikan penjelasannya pada pembahasan Speed Dome Camera)
(Nantikan penjelasannya pada pembahasan Speed Dome Camera)
3. Fungsi tombol-tombol pada keyboard sering membingungkan Operator.
4. Joystick keyboard adakalanya patah dan sulit diperbaiki.
5. Pada keadaan tertentu keyboard suka macet.