Adapun pertanyaan yang sering kami terima adalah: apakah ada pengganti selain DynDNS yang tidak berbayar? Jawabannya jelas ada. Jika kita search di internet dengan kata kunci "free ddns", maka bermunculanlah nama-nama seperti: no-ip.com, dnsexit.com, changeip.com, freedns.afraid.org, selain tentu saja DynDNS. Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah layanan-layanan ini se-reliable DynDNS atau tidak? Sebab umumnya yang gratis itu identik dengan apa adanya, sehingga ada keraguan soal bagus tidaknya. Lalu entah kenapa kita selalu memakai layanan gratis dari DynDNS.com, sedangkan yang lain tidak pernah dilirik? Sekarang masalahnya adalah, giliran diharuskan membayar, tidak sedikit diantara customer yang malas atau protes kepada vendor yang notabene hanya menjual DVR-nya saja tanpa men-charge layanan internetnya. Terlepas dari mengerti atau tidak duduk persoalannya, namun mayoritas customer tetap menghendaki layanan DDNS yang gratis.
Baiklah, jika DynDNS mengharuskan berbayar, sedangkan customer tetap bersikukuh tidak mau, maka jalan keluarnya adalah: sayonara
DynDNS! Setelah itu kita pakai layanan DDNS lain yang gratis, sembari
membandingkannya dengan DynDNS. Mudah, bukan? Setelah kami search ternyata masih ada beberapa layanan free DDNS
yang selama ini tidak dilirik. Entah tenggelam oleh nama besar DynDNS
atau bukan, namun yang jelas kami tidak pernah memakainya. Namun, kini
dengan terpaksa layanan tersebut kami coba jajal sampai dimanakah performanya. Maka, bermunculanlah kini nama-nama seperti yang kami sebutkan di atas, diantaranya: no-ip.com, dnsexit.com dan changeip.com.
Ada yang menyebut, bahwa layanan selain DynDNS jelek. Terus terang kami tidak mau turut mem-vonis sebelum mengetahui persis dimana letak kejelekannya. Selain itu persoalan jelek atau bagus bukan termasuk ciri khas bahasan kami. Kami hanya sekadar ingin sharing dan pembacalah nanti yang menilainya. Setuju?
Jika ya, mari kita lanjutkan dengan kilas balik apa sebenarnya yang terjadi manakala DVR kita gagal di-access dari internet setelah sebelumnya berhasil? Artinya jika hari ini bisa, tapi saat dicoba lagi keesokan harinya kok jadi
tidak bisa? Problematika ini kerap terjadi pasca instalasi DVR
(khususnya tipe Standalone), sehingga tidak sedikit dari mereka yang
cenderung menyalahkan koneksi internet (baca: Speedy) yang tidak stabil.
Benarkah demikian? Bisa jadi seperti itu. Hanya saja, jika kita
telusuri akar masalahnya, maka problem ini tidak lepas dari apa yang
dinamakan dengan Update, yakni seberapa seringkah DVR atau ADSL modem/router melakukan update ke internet (tepatnya ke layanan DDNS)? Secara teori, semakin sering unit melakukan update, maka hal itu semakin baik. Dengan kata lain, apabila koneksi internet kita sering ter-update ke DDNS Server, maka kasus-kasus DVR Standalone yang gagal di-access semakin jarang. Inilah point pentingnya!
Apabila kita tinjau lebih rinci lagi, maka proses peng-update-an itu sendiri bisa dilakukan melalui 3 (tiga) cara, yaitu:
(1) oleh DVR-nya sendiri,
(2) oleh Modem ADSL/Router,
(3) melalui PC yang menjalankan software dari DDNS masing-masing.
Sekadar gambaran bagi pembaca, maka situasinya akan terlihat seperti ini (silakan klik pada gambar untuk memperbesar):
Apabila kita tinjau lebih rinci lagi, maka proses peng-update-an itu sendiri bisa dilakukan melalui 3 (tiga) cara, yaitu:
(1) oleh DVR-nya sendiri,
(2) oleh Modem ADSL/Router,
(3) melalui PC yang menjalankan software dari DDNS masing-masing.
Sekadar gambaran bagi pembaca, maka situasinya akan terlihat seperti ini (silakan klik pada gambar untuk memperbesar):
Nah, jika kami boleh berkomentar, maka kami katakan :
(1) Update dari DVR
Jika selama ini kita selalu memasukkan hostname ke dalam menu Network pada DVR seperti ini dan DVR kita "normal-normal" saja (artinya selalu bisa di-access
via Internet), maka kita patut bersyukur. Berarti di satu sisi, DVR ini
memiliki kelas tersendiri yang layak diacungi dua jempol, sebab ia
memiliki kemampuan update yang baik. Akan tetapi, apabila
seringkali gagal (dan kebanyakan inilah yang terjadi!), maka argumen
kami benar, yaitu: pada umumnya DVR standalone tidak memiliki kemampuan
yang mumpuni dalam hal meng-update. Artinya, saat WAN IP berubah, DVR akan tetap "diam" saja. Akibatnya, saat DVR ini di-access kembali pada kesempatan lain, maka yang terjadi adalah "salah sambung", sebab perubahan alamat WAN IP yang baru ini tidak ter-update oleh DVR. Hipotesa kami: update DDNS yang dilakukan oleh kebanyakan DVR memiliki kelemahan laten seperti ini, kecuali jika DVR anda memiliki feature Update Schedule sebagaimana contoh di bawah ini. Bagaimana dengan produk anda?
(2) Update dari Modem/Router
Kebanyakan ADSL modem/router memiliki menu DDNS, sehingga kali ini kita bisa "menugaskan" modem untuk melakukan update ke salah satu layanan DDNS yang tersedia pada menu itu, misalkan yang sering dijumpai diantaranya: dyndns.org, no-ip.org, TZO.com dan 3322.org. Lantas, bagaimanakah jika kita memakai cara kedua ini, yaitu update via modem/router? Jawaban kami: khusus untuk DynDNS, kita katakan sayonara! karena nantinya toh tetap mesti berbayar. Alternatif lain yang paling mungkin adalah memakai layanan no-ip.com. Silakan anda buat account di sana, lalu masukkan ke dalam menu DDNS pada modem/router. Lihat hasilnya! Hipotesa
kami: cara ini lebih baik ketimbang cara pertama di atas. Namun
pertanyaan tersisa adalah seberapa seringkah modem/router ini mengecek
ada tidaknya perubahan WAN IP? Apakah satu menit sekali, setiap jam, satu hari sekali atau setiap kali saat modem on saja? Kami lebih condong pada yang terakhir, yaitu setiap kali saat modem di-power on saja. Bagaimana dengan Modem/Router anda?
(3) Update via PC software dari layanan DDNS masing-masing
Perlu diketahui, setiap layanan DDNS memiliki apa yang dinamakan dengan software updater yang bisa di-download dari situsnya masing-masing. Beberapa diantara software updater yang kami ketahui dapat pembaca lihat pada Tabel di atas. Adapun hal paling mendasar yang dimiliki software tersebut adalah kemampuannya dalam melakukan update secara periodik dalam selang waktu tertentu. Seperti terlihat pada Tabel di atas, maka rata-rata waktu update itu berkisar antara 4 hingga 10 menit sekali. Lalu, apa implikasinya? Mudah saja! Dengan updater yang
selalu "berdenyut" ini, setiap perubahan WAN IP yang terjadi di tempat
kita akan senantiasa terikuti oleh layanan DDNS mereka. Hipotesa kami:
cara ini jauh lebih baik ketimbang dua cara sebelumnya. Guna
membuktikannya, kami telah memasang 3 updater DDNS sekaligus dalam satu PC dan kesemuanya memperlihatkan performa sangat baik dalam me-refresh koneksi internet DVR di tempat kami. Kini, kita bisa memiliki 1 (satu) DVR yang bisa di-access
dari 3 (tiga) alamat berbeda, tanpa kekhawatiran. Jika yang satu gagal,
pakai saja alamat yang lain! Tidakkah hal ini menarik? Bagi yang ingin
mencoba, silakan men-download software updater-nya di link berikut:
No-Ip = http://www.no-ip.com/downloads.php?page=win (masih gratis)
DNSExit = http://www.dnsexit.com/Direct.sv?cmd=ipClients (masih gratis)
(sekalipun hanya 7 hari gratis, tak mengapalah untuk sekadar coba-coba!)
Kini, setelah membuat account (registrasi) di salah satu atau bahkan di setiap layanan tersebut, jalankanlah software updater tersebut (bisa tiga-tiganya sekaligus kalau mau!) seperti ini:
Screenshot di atas memperlihatkan 3 (tiga) DDNS updater yang bekerja sekaligus secara simultan. Dengan demikian DVR kita bisa memiliki 3 alamat access berbeda, misalnya:
http://dvr1saya.no-ip.org:8000 (memakai DDNS dari no-ip.com)
http://dvr2saya.linkpc.net:8000 (memakai DDNS dari dnsexit.com)
http://dvr3saya.changeip.net:8000 (memakai DDNS dari changeip.com)
Perhatikanlah nanti bagaimana ketiga software tersebut bekerja dengan sempurna!
Next on Tanya Alarm&CCTV
Apabila situasinya sudah jelas seperti ini dan mayoritas customer enggan membayar layanan DDNS, maka kita bisa mengucapkan sayonara pada DynDNS, sebab ternyata kita masih bisa menggunakan layanan free DDNS lain. Tinggal sekarang bagaimanakah mengaplikasikan updater ini sesuai dengan kondisi di lapangan, karena kami yakin pertanyaan yang nanti muncul adalah: "Wah, kalau begitu harus beli PC (lagi), dong?" Nantikanlah penjabarannya pada posting kami berikutnya, insya Allah.