Salah satu parameter camera yang sering ditonjolkan pertama kali dalam spesifikasi produk adalah resolusi (resolution). Secara awam, parameter ini menyatakan tingkat kehalusan gambar dan dinyatakan dalam TV Lines (TVL). TV Lines atau garis TV sendiri menyatakan berapa banyak scanning per detik yang dilakukan oleh elemen CCD pada camera untuk memunculkan satu frame. Artinya, semakin besar nilainya, maka dikatakan camera tersebut bisa menghasilkan gambar yang lebih halus dan lebih detail. Resolusi camera dikatakan normal apabila ia bisa menghasilkan sedikitnya 300 TVL untuk satu frame-nya, sedangkan yang tergolong high resolution berada pada bilangan 480 TVL ke atas. Selain itu ada pula camera yang bekerja pada angka 600TVL (ultra high resolution). Apa arti semua bilangan ini? Benarkah camera high resolution menghasilkan gambar yang enak dipandang? Bagaimanakah menentukan aplikasinya secara tepat?
Judul di atas terasa sangat tendensius, seolah-olah kami ingin memvonis camera-camera high resolution dengan predikat yang bukan-bukan. Tidak, maksud kami bukan seperti itu, apalagi menggiring opini pembaca ke arah yang keliru, seperti banyak dilakukan oleh sebagian orang. Hanya saja dalam persoalan ini, kita harus realistis, karena "seeing is believing" (meminjam slogan satu merk iklan televisi). Ya, "melihat" memang merupakan satu keyakinan yang paling tinggi. Anda boleh setuju, boleh tidak. Marilah kita perhatikan clip di bawah ini!
Gambar di atas memperlihatkan contoh dari dua tipe camera resolusi normal (380TVL) dan resolusi tinggi (550TVL) dalam kondisi cahaya biasa (terang). Perhatikanlah dengan seksama detail demi detail. Untuk sementara abaikanlah dulu soal perbedaan angle (sudut gambar) dan efek-efek lainnya yang mengganggu, karena dalam urusan fotografi, kami memang terbilang amatiran. Stay natural sajalah. Nah, kira-kira manakah pilihan kita: A, B, C ataukah D?
Kami sependapat dengan anda, bahwa jika dilihat sekilas kita lebih condong untuk memilih A dan D, bukan? Ya, karena A dan D warnanya lebih muncul ketimbang B dan C. Jika memang demikian, maka untuk urusan selera (taste), ternyata mata kita lebih memilih warna ketimbang detail. Namun, jika kita telusuri lebih jauh, ada aspek lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih camera. O, ya, kami lupa menyebutkan mana di antara A, B, C dan D tadi yang 380TVL dan 550TVL. A dan C adalah camera resolusi biasa (normal) 380TVL, sedangkan B dan D adalah camera dengan resolusi 550TVL. Setelah anda klik gambar di atas hingga menjadi besar, maka akan terlihat perbedaannya. Berikut hasil pengamatan awam kami:
Pada A (380TVL):
1. Tampak ada garis-garis di kaki meja, sedangkan pada B kaki meja terlihat lebih halus.
2. Warna biru tampak dominan, sedangkan B cenderung pudar.
3. Background sedikit out of focus ketimbang B.
Sekarang pada C (380TVL):
1. Tulisan BIG pada tas tampak kurang tajam ketimbang D.
2. Warna merah tas dan coklat kardus terlihat lebih pudar ketimbang D.
3. Background sedikit out of focus ketimbang D.
Tampak bahwa hasilnya adalah seri, bukan? Lantas, dimanakah kelebihan dari camera resolusi tinggi ini, khususnya dalam bidang CCTV surveillance ?
Kelebihan camera High Resolution ini antara lain:
1. Warna terlihat lebih alami (natural), sehingga tidak cepat melelahkan operator.
2. "Depth of field" yang lebih baik.
3. Objek tampak lebih detail (sapuan scanning-nya lebih halus, sehingga tidak terlihat garis).
4. Gambar terlihat lebih "dingin" (cool) dan nyaman.
5. Gambar lebih stabil dari pengaruh "flickering" (kedipan).
Hanya saja berdasarkan pengalaman, camera resolusi tinggi memerlukan cahaya lebih banyak ketimbang camera normal. Oleh sebab itu jangan aneh apabila dalam kondisi cahaya yang kurang, camera resolusi tinggi justru malah terlihat lebih gelap. Bagaimana dengan produk anda?