Aplikasi CCTV untuk rumah tinggal bisa dimulai dari yang sederhana sampai dengan yang lumayan canggih. Kendala utama CCTV untuk aplikasi di rumah tinggal pada umumnya adalah soal anggaran (budget). Itu pasti! Kendala kedua
adalah soal fungsi yang biasanya "tidak terlalu penting" selain untuk
mengamati "siapa sih di luar sana?". Oleh sebab itu banyak rumah tinggal
cukup memasang hanya 1 camera di depan yang mengarah ke pintu pagar.
Sedangkan kendala ketiga adalah "membanjirnya" produk CCTV Paket Hemat, sehingga makin membingungkan owner dalam
memilih produk mana yang paling sesuai dengan kebutuhan. Adapun kendala
ke-4 adalah informasi produk yang simpang siur, ditambah lagi dengan
jarangya penjual (vendor) yang berani melakukan "try before buy" (coba
sebelum beli).
Pada
posting berikut kami akan menjelaskan jenis konfigurasi CCTV yang
sederhana untuk aplikasi di rumah tinggal. Sederhana di sini bukan
berarti murah (apalagi murahan) dan tidak canggih. Adakalanya kecanggihan
satu sistem malah terletak pada kesederhanaan dan kemudahan dalam
mengoperasikannya. Oleh sebab itu, peralatan elektronik dengan banyak
"tombol" dan pengaturan pada umumnya kurang disukai oleh pemakainya
(baca: user/customer). Bagaimana dengan anda?
Sistem yang baik adalah sistem yang bisa memenuhi keinginan user, sekalipun terkesan tidak begitu canggih. Apa yang kami paparkan di sini adalah sebagian dari peralatan sistem CCTV yang "tidak begitu canggih" tersebut. Panduan ini kami anggap perlu guna memperoleh pemahaman dasar, sehingga user dapat memilih sistem mana yang paling pas dengan kebutuhannya (baca: budget-nya).
Sistem yang baik adalah sistem yang bisa memenuhi keinginan user, sekalipun terkesan tidak begitu canggih. Apa yang kami paparkan di sini adalah sebagian dari peralatan sistem CCTV yang "tidak begitu canggih" tersebut. Panduan ini kami anggap perlu guna memperoleh pemahaman dasar, sehingga user dapat memilih sistem mana yang paling pas dengan kebutuhannya (baca: budget-nya).
1. Switcher
Jika
memasang lebih dari 1 camera, maka peralatan paling sederhana yang
diperlukan adalah Switcher, seperti pada gambar di bawah ini. Switcher
hanya bisa menampilkan camera satu per satu pada monitor yang bisa
dipilih secara manual ataupun memakai mode Auto. Pada mode Auto, gambar
akan berpindah dari satu channel ke channel lain dalam selang waktu
tertentu (misalnya setiap 10 detik). Lamanya perpindahan ini disebut Dwell Time yang biasanya diatur dengan memutar knop di depan unit. Ada juga mode SPOT. Pada mode ini monitor hanya menampilkan Channel yang dipilih saja. Terakhir adalah mode BYPASS. Pada mode ini camera yang di-bypass tidak diikutsertakan dalam mode Auto (tidak memperoleh giliran tampil di monitor).
Kekurangan
Switcher adalah user hanya bisa melihat satu camera saja dalam satu
saat (tidak bisa melihat semua camera dalam waktu yang bersamaan). Oleh
karena itu jenis ini kurang pas diterapkan untuk solusi keamanan, karena
ada saat "luput", yaitu camera lainnya tidak bisa dilihat.
2. Quad Unit
Kelemahan Switcher bisa diatasi dengan unit ini. "Quad" artinya empat. Oleh sebab itu unit ini memiliki 4 input. Kelebihannya adalah bisa menampilkan 4 camera sekaligus maupun satu per satu, sehingga bisa berfungsi juga sebagai Switcher. Pada beberapa tipe ada yang dilengkapi dengan remote control, sehingga pengoperasiannya semakin mudah. Adapun istilah "Dual Page Quad" digunakan pada Quad yang memiliki input 8 channel. Dengan demikian diperoleh dua Quad, yaitu Quad A dan Quad B dalam satu perangkat. Ketimbang Switcher, Quad lebih cocok pada aplikasi CCTV untuk keamanan, karena bisa menampilkan 4 camera sekaligus di layar monitor. Jadi user atau petugas keamanan bisa memantau semua lokasi sekaligus.
3. Multiplexer
Multiplexer bisa menampilkan channel yang lebih banyak, yaitu 8 atau 16 Channel. Untuk rumah tinggal, jumlah sebanyak itu sudah lebih dari cukup, sebab owner bisanya tidak mau "disibukkan" oleh urusan pengawasan seperti ini. Kelebihan multiplexer lebih terasa saat kita menghubungkannya dengan unit perekam (recording) yang pada masa lalu didominasi oleh video cassette recorder (VCR). Jika terhubung dengan Time Lapse Video Recorder, unit ini bisa menjalankan dua fungsi, yaitu menampilkan (Live) dan merekam (Record). Artinya saat owner memutar rekaman (playback), fungsi recording terus berjalan dan tidak terputus. Fungsi seperti ini dinamakan duplex. Ini tidak bisa dilakukan baik oleh Quad apalagi Switcher.
Instalasi multiplexer umumnya seperti ini:
Dengan semakin berkembangnya teknologi, maka lambat laun peran multiplexer sedikit digeser oleh kehadiran DVR, baik jenis Standalone DVR ataupun PC Base. Bisa dikatakan saat ini adalah era kejayaan DVR, karena semua fungsi Switcher, Quad dan Multiplexer bisa "dirangkum jadi satu" pada unit ini. Selain itu yang paling penting adalah fungsi rekamannya yang sudah tidak lagi memakai pita video, melainkan hard disk. Pada DVR, gambar yang rolling atau bergetar sudah tidak terjadi lagi. Inilah yang membuatnya populer saat ini.
Namun pada beberapa instalasi, kita masih memerlukan unit Multiplexer, misalnya sebagai slave controller di ruang security (satpam). Hal ini dimungkinkan berkat adanya terminal loop through output yang ada di belakang unit. Dengan demikian kita bisa melakukan perluasan camera secara sambung menyambung (cascade).
2. Quad Unit
Kelemahan Switcher bisa diatasi dengan unit ini. "Quad" artinya empat. Oleh sebab itu unit ini memiliki 4 input. Kelebihannya adalah bisa menampilkan 4 camera sekaligus maupun satu per satu, sehingga bisa berfungsi juga sebagai Switcher. Pada beberapa tipe ada yang dilengkapi dengan remote control, sehingga pengoperasiannya semakin mudah. Adapun istilah "Dual Page Quad" digunakan pada Quad yang memiliki input 8 channel. Dengan demikian diperoleh dua Quad, yaitu Quad A dan Quad B dalam satu perangkat. Ketimbang Switcher, Quad lebih cocok pada aplikasi CCTV untuk keamanan, karena bisa menampilkan 4 camera sekaligus di layar monitor. Jadi user atau petugas keamanan bisa memantau semua lokasi sekaligus.
3. Multiplexer
Multiplexer bisa menampilkan channel yang lebih banyak, yaitu 8 atau 16 Channel. Untuk rumah tinggal, jumlah sebanyak itu sudah lebih dari cukup, sebab owner bisanya tidak mau "disibukkan" oleh urusan pengawasan seperti ini. Kelebihan multiplexer lebih terasa saat kita menghubungkannya dengan unit perekam (recording) yang pada masa lalu didominasi oleh video cassette recorder (VCR). Jika terhubung dengan Time Lapse Video Recorder, unit ini bisa menjalankan dua fungsi, yaitu menampilkan (Live) dan merekam (Record). Artinya saat owner memutar rekaman (playback), fungsi recording terus berjalan dan tidak terputus. Fungsi seperti ini dinamakan duplex. Ini tidak bisa dilakukan baik oleh Quad apalagi Switcher.
Instalasi multiplexer umumnya seperti ini:
Dengan semakin berkembangnya teknologi, maka lambat laun peran multiplexer sedikit digeser oleh kehadiran DVR, baik jenis Standalone DVR ataupun PC Base. Bisa dikatakan saat ini adalah era kejayaan DVR, karena semua fungsi Switcher, Quad dan Multiplexer bisa "dirangkum jadi satu" pada unit ini. Selain itu yang paling penting adalah fungsi rekamannya yang sudah tidak lagi memakai pita video, melainkan hard disk. Pada DVR, gambar yang rolling atau bergetar sudah tidak terjadi lagi. Inilah yang membuatnya populer saat ini.
Namun pada beberapa instalasi, kita masih memerlukan unit Multiplexer, misalnya sebagai slave controller di ruang security (satpam). Hal ini dimungkinkan berkat adanya terminal loop through output yang ada di belakang unit. Dengan demikian kita bisa melakukan perluasan camera secara sambung menyambung (cascade).